Jumat, 02 Desember 2011

Program Kemitraan Tingkatkan Pendapatan Petani Plasma

Medan, (Analisa). Program kemitraan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan dengan baik akan meningkatkan pendapatan petani plasma dan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Petani sawit diberdayakan dan diberikan bimbingan secara intensif mengenai praktik agronomi yang baik dan ramah lingkungan, sehingga petani plasma mendapat penghasilan per bulan di atas Upah Minimum Sektor Perkebunan (UMSP).

"Saat ini petani sawit gembira dengan pendapatan utama dari kebun plasma mencapai hingga Rp5 juta per bulan di atas UMSP," kata Head CSR Asian Agri, Rafmen.

Rafmen memaparkan hal itu di sela acara berbuka puasa jajaran manajemen Asian Agri dan pimpinan Tanoto Foundation Sumut bersama para pemimpin redaksi dan wartawan dari berbagai media di Medan dan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut, di Gedung Uniplaza Medan, Sabtu (6/8) malam.

Dia mencontohkan keberhasilan program kemitraan berupa pola perusahaan inti rakyat (PIR Trans) dan kredit kepada koperasi primer untuk anggota (KKPA) seluas 60.000 hektar dengan sekitar 29.000 kepala keluarga telah menunjukkan keberhasilan.

Lunasi Kredit

Menurutnya, PIR Trans dan KKPA di Kebun Ukui dan Buatan, Riau, di bawah binaan perusahaan group Asian Agri yakni PT.Inti Indosawit Subur, petani binaannya sudah 100 persen melunasi kredit pembangunan kebun mereka ke bank pelaksana.

Selain itu, sebagian besar petani berhasil menyekolahkan anak mereka ke perguruan tinggi. Beberapa di antara mereka juga sudah banyak menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Bukti keberhasilan perusahan dalam mengelola kebun plasma yakni dengan perolehan tiga kali piagam penghargaan dari instansi terkait.

"Keberhasilan Asian Agri mengelola kebun plasma dijadikan model dalam mengelola kebun swadaya," kata Rafmen.

Dia menambahkan, program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang pro-rakyat ini dalam perkembangannya bukan lagi sebagai suatu kewajiban, tetapi sudah menjadi strategi bisnis yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan nilai tambah bagi masyarakat dan perusahaan.

Program-program CSR saat ini difokuskan pada peningkatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Namun dalam praktiknya tidak bisa terlepas dari hal-hal yang bersifat amal, seperti bantuan korban bencana alam, membantu kaum dhuafa atau berkontribusi terhadap program re-greening dan penanaman pohon buah-buahan, kata Rafmen.

Dijalankan Serius

Direksi Asian Agri Group, Semion Tarigan, mengatakan, untuk menjaga kelangsungan perusahaan, CSR memang harus dijalankan serius, dimana kehidupan sosial masyarakat dan kelestarian lingkungan di sekitar usaha harus terjaga.

Semion mengatakan, komitmen memperhatikan kehidupan sosial masyarakat dan kelestarian lingkungan dibuktikan dengan masuknya Asian Agri menjadi anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), dimana PT Indosawit Subur Riau pada tahun 2010 sudah mendapatkan sertifikasi RSPO.

Perusahaan perkebunan dan industri sawit yang berdiri sejak tahun 1979 itu, memperkerjakan sekitar 25 ribu karyawan yang meliputi wilayah Sumut, Riau dan Jambi. Tahun 1992 perusahaan membangun pusat penelitian kelapa sawit di Riau yang telah menghasilkan bibit unggul Topaz I, II, III dan IV.

Bibit unggul ini bukan hanya untuk keperluan perusahaan, tapi juga untuk masyarakat petani. "Dengan menggunakan bibit unggul ini produksi sawit akan meningkat, dan juga antisipasi ketersediaan lahan yang semakin berkurang," kata Semion Tarigan.

Ketua PWI Sumut, M.Syahrir, mengatakan, kemitraan antara Asian Agri dengan jajaran insan pers diharapkan terus berlanjut untuk mendukung era keterbukaan informasi.

Dia mengharapkan program CSR Asian Agri juga dapat digunakan untuk peningkatan profesionalitas wartawan di daerah ini. Syahrir memberi apresiasi kepada perusahaan sawit ini karena PWI banyak digandeng dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GuestBook