Sabtu, 03 Desember 2011

Jangan Salah Pilih Media Tanam




Salah pilih media tanam bisa memengaruhi keelokan dan kesehatan tanaman. Yuk, kenali jenis dan sifat media tanam!
Salah satu komponen penting ketika kita akan bercocok tanam adalah media tanam. Setiap jenis tanaman membutuhkan media tanam yang berbeda-beda. Kekeliruan atau kurang tepatnya pemilihan media tanam bisa menyebabkan tanaman tidak tumbuh dengan baik, bahkan mati.
Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam, kita harus memiliki pemahaman mengenai karakteristik media tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya. Media tanam sebaiknya juga diganti setiap 3 bulan sekali. Faktor penyiraman juga harus diperhatikan.
Namun, sebelum mengenal jenis-jenis media tanam, yang juga harus diketahui adalah jenis tanaman yang akan ditanam. Misalnya, apakah tanaman tersebut lebih suka suasana kering atau lembap? Mengetahui jenis tanaman yang akan ditanam memudahkan memilih media tanam yang tepat.
Setiap jenis tanaman membutuhkan jenis media tanam berlainan. Tanaman penghuni daerah kering seperti kaktus, adenium, atau eforbia, sebaiknya ditanam menggunakan media tanam yang bersifat porous (tidak menyerap air sampai menggenang) dan mudah membuang air. Sementara jenis tanaman yang suka kondisi lembap, seperti anthurium dan aglonema, harus menggunakan media tanam yang mampu menyimpan air secara baik.
Nah, apa saja media tanam yang sering digunakan?
Pakis
Pakis berasal dari batang pohon pakis yang sudah tua dan dicacah-cacah. Selain cacahan, media pakis ini juga sudah banyak tersedia dalam bentuk lempengan. Keunggulan pakis adalah ringan, porous, mampu menahan air dengan baik, serta bertekstur lunak, sehingga mudah ditembus akar tanaman. Sifatnya yang sangat porous akan memberikan susunan udara (aerasi) yang baik. Pakis juga memiliki unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Arang
Arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah banyak, sehingga cocok digunakan sebagai media tanam untuk tanaman di daerah dengan kelembapan tinggi. Arang juga tidak mudah lapuk, sehingga sulit ditumbuhi jamur atau cendawan yang dapat merugikan tanaman. Namun, media arang cenderung miskin unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.
Foto: Ahmad Fadilah
Kompos
Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, rumput-rumputan serta kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposis oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Kompos mengandung unsur hara mineral yang bermanfat bagi tanaman.
Kelebihan penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah.
Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang terhitung lengkap, sehingga cocok dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut, antara lain N (natrium), P (phospor, dan K (kalium), penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk kandang juga memiliki kandungan mikroorganisme yang mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah diserap tanaman. Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.
Cocopeat
Cocopeat  dibuat dari sabut kelapa dan memiliki sifat mudah menyerap dan menyimpan air. Cocopeat  juga memiliki pori-pori, yang memudahkan pertukaran udara, serta masuknya sinar matahari. Media tanam satu ini mengandung sejenis enzim dari jamur, sehingga dapat mengurangi penyakit dalam tanah dan menjaga  tanah tetap gembur dan subur. Namun, meski kualitasnya baik, cocopeat  tidak memiliki unsur hara seperti yang terkandung dalam tanah. Oleh karena itu, cocopeat  memerlukan tambahan pupuk sebagai penyubur.
Sekam padi
Media tanam ini merupakan kulit padi yang sudah digiling dan merupakan limbah yang bersifat ringan, memiliki drainase dan aerasi yang baik, tidak memengaruhi pH, ada ketersediaan hara atau larutan garam namun mempunyai kapasitas penyerapan air dan hara rendah. Sekam padi mengandung unsur N sebanyak 1 % dan K 2 %. Umumnya sekam dibakar menjadi arang sekam yang berwarna hitam dan banyak digunakan sebagai media hidroponik. Yang harus diperhatikan, meskipun memiliki sifat porous atau kering, tapi kalau terlalu banyak diberikan, sekam bakar akan mengendap di bawah. Lama-lama hancur, menyimpan air, dan jadi lembap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GuestBook