Syarat Tumbuh. Tanaman tomat atau dalam bahasa latinnya Lycopersicon esculentum tergolong ‘warm season crop’ dengan suhu optimum untuk pertumbuhan sekitar 20-28◦C, untuk mendapatkan pembungaan yang baik sebaiknya ditanam di dataran tinggi. Tetapi untuk varietas-varietas yang tahan panas seperti Intan, Ratna, Mutiara dan varietas lokal dapat membentuk buah lebat di dataran rendah. Tanah harus baik drainasenya, tidak menggenang dan becek dan sedikit asam (pH  5-7). Cahaya yang moderat dibutuhkan selama bercocok tanam tomat supaya menghasilkan pertumbuhan yang optimal.
Budidaya Tanaman Tomat. Cara bercocok tanam tomat dapat ditanam secara langsung (direct seeding) jika persaingan gulma dapat dikendalikan, namun pada umumnya dilakukan persemaian dan dipindah tanam atau transplant untuk tujuan produksi dan mutu yang baik.
Persemaian. Persemaian tanpa bumbungan dapat dilakukan di bak-bak semai atau di bedengan dengan cara tabur rata atau dengan larikan. Sementara persemaian dengan bumbungan dapat dilakukan dengan pembumbungan ke dalam pot-pot daun, pot plastik atau pot kertas pada umur 7 – 10 hari setelah semai. Bumbungan diletakkan di atas media setebal 5 cm agar akar tunggang tidak membengkok. Media semai terdiri dari tanah:pupuk kandang:pasir = 1 : 1 : 1 . Media semai dan media bumbungan harus disterilisasi terlebih dahulu dengan pengukusan atau dengan pemberian basamid.

"tanaman tomat"
tanaman tomat
Transplanting. Pemindahan bibit ke lapang atau transplanting dapat dilakukan pada umur 3 – 4 minggu setelah pembumbungan. Ukuran bibit yang baik memiliki tinggi 10-15 cm dengan daun sempurna 2-3 pasang. Sebelum pindah tanam, lubang tanam harus dipersiapkan 2 minggu sebelumnya. Jarak antar baris 80 – 100 cm dan jarak dalam baris 40-60 cm. Lubang dibiarkan terbuka dan dibiarkan terkena sinar matahari langsung. Ukuran lubang tanam kira-kira 20 x 20 x 20 cm. Satu minggu sebelum transplanting, dasar lubang diberi pupuk TSP sebanyak 10 gram  dan diberi pupuk kandang ½ kg. Tiga minggu berikutnya jatah urea sebanyak 4 gram diberikan melingkar, dengan jarak 10 -15 cm dari batang.
Pemupukan. Dosis pupuk per hektar adalah 10-20 ton/ha pupuk kandang, 5 – 100 kg N/ha, 80 – 100 kgP2O5/ha dan 60 – 120 kg K2O/ha. Dapat juga diaplikasikan pupuk majemuk dengan perbandingan 1-2-1; 1-2-2; 1-3-1 atau 1-4-1 tergantung tanahnya. Pemberian pupuk nitrogen dilakukan dua kali aplikasi pada saat tanam dan saat berbunga. Pemberian kalsium perlu dilakukan untuk mencegah blossom end rot. Pemberian pupuk daun dapat dilakukan pada saat tanam sampai berbunga.
Pemeliharaan. Untuk mendapatkan perimbangan fase vegetatif ke generatif perlu dilakukan pemangkasan dan perompesan tunas-tunas. Satu batang utama dibiarkan dan dilakukan pembuangan semua cabang. Untuk menunjang pertumbuhannya, tanaman tomat perlu diberi penopang dengan tonggak bambu atau dililit tali rafia dan digantung pada kawat atau tiang. Pemotongan daun-daun bawah perlu dilakukan untuk mengurangi sumber percikan air hujan yang mengandung patogen tanah. Penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak ada akar yang luka. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman tomat perlu dikakukan secara berkala. Yang perlu dicegah adalah serangan busuk daun hitam yang disebabkan oleh Phytophtora infestans.
Pemanenan. Pemanenan dilakukan sesuai dengan kriteria matang petik yang diinginkan tergantung tujuan dan jarak pemasaran, bisa pada saat matang hijau, semburat atau turning, merah muda, atau merah tua atau table ripe. Hasil panen dapat bervariasi sekitar 1/3 – 2 kg pada tomat dengan cara bercocok tanam di lahan.