Apabila zat-zat tersebut terus dikonsumsi oleh tubuh manusia, maka tubuh manusia tidak lama akan terjangkit penyakit-penyakit modern seperti tumor, kanker, penyakit hati, dan penyakit gejala abnormal lainnya. Mulailah kita berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan yang kita makan. Jagalah kesehatan dan lakukanlah detoksifikasi untuk membuang racun dari tubuh kita.
Rabu, 02 November 2011
Manfaat Konsumsi Sayur-Sayuran Organik Dibandingkan Dengan Sayuran Biasa
Manfaat sayuran tentunya sangat sehat bagi tubuh karna kandungan serat dan gizi pada sayuran itu sendiri sangat dibutuhkan bagi tubuh kita khususnya untuk sistem pencernaan. Tetapi perlu diwaspadai dan diperhatikan dengan seksama, bahwa saat ini sayur-sayuran yang kita konsumsi sudah sangat berisiko terhadap penyakit, karna tidak sedikit sayursayuran di pasaran yang sudah tercemar oleh berbagai zat-zat kimia atau zat lain seperti pestisida, limbah, suntikan, dsb yang dengan tidak sengaja maupun sengaja dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Apabila zat-zat tersebut terus dikonsumsi oleh tubuh manusia, maka tubuh manusia tidak lama akan terjangkit penyakit-penyakit modern seperti tumor, kanker, penyakit hati, dan penyakit gejala abnormal lainnya. Mulailah kita berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan yang kita makan. Jagalah kesehatan dan lakukanlah detoksifikasi untuk membuang racun dari tubuh kita.
Tanaman Organik
Salah satu produk makanan sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian yang dipilih oleh para vegan/vegetarian adalah produk yang berdasarkan pengolahan organik. Menurut definisi yang ada (USDA Consumer Brochure), produk pertanian organik adalah produk yang dihasilkan dengan mengutamakan penggunaan sumber-sumber terbarukan (renewable resources ) serta terdapat konservasi lahan dan air untuk meningkatkan kualitas lingkungan bagi generasi mendatang. Definisi lain menurut organic-nature-news.com, produk organik adalah produk yang dihasilkan tanpa memakai pestisida, pupuk kimia, hormon, antibiotik maupun bahan2 kimia tambahan lainnya dan diharapkan setidaknya 95% menggunakan bahan-bahan organik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa produk pertanian organik adalah suatu sistim pengolahan pertanian yang mendukung penghijauan dengan memperhatikan ekologikal produksi, biodiversitas, siklus biologikal dan aktivitas biologikal tanah sehingga tidak merusak tanah pertanian.
Perubahan pola makan dan cara kita bertani khususnya secara organik akan dapat menyediakan makanan yang cukup bagi penduduk di seluruh dunia, karena makanan organik memerlukan lebih sedikit energi, tetapi sering kali memberi hasil yang lebih banyak dan secara dramatis mengurangi pelepasan nitro oksida, salah satu gas rumah kaca berbahaya yang diperkirakan 300 kali lebih kuat dari CO2.
Produk organik ini pada awalnya dikembangkan di daratan Eropa oleh beberapa kelompok petani kecil dan produknya hanya tersedia di toko-toko kecil atau pasar petani. Namun, sejak awal tahun 90-an, produk tanaman organik telah berkembang dengan pesat dengan tingkat pertumbuhan 20% per tahun, jauh lebih tinggi dari industri makanan lainnya.
Saat ini, penjualan produk makanan organik telah mencapai 2% dari seluruh penjualan yang berasal dari industri makanan. Diharapkan pertumbuhan ke depan, produk makanan organik ini akan mencapai tingkat 10% – 50% pertumbuhan per tahun.
Alasan utama konsumen produk organik adalah kesehatan dan kelestarian alam. Karena tidak terdapat residu kimia dari produk organik, sehingga dari sisi kesehatan banyak dikaitkan dengan pencegahan akibat-akibat sampingan dari bahan kimia, seperti pencegahan pertumbuhan sel kanker dan tumor, memperlancar fungsi pencernaan, dan lain-lain.
Kaum vegan/vegetarian yang sangat memperhatikan proses produksi suatu produk makanan dan pada umumnya menghindari adanya pembunuhan makhluk hidup sekecil apapun serta pertimbangan faktor penghijauan, lebih memilih produk organik daripada non-organik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa produk pertanian organik adalah suatu sistim pengolahan pertanian yang mendukung penghijauan dengan memperhatikan ekologikal produksi, biodiversitas, siklus biologikal dan aktivitas biologikal tanah sehingga tidak merusak tanah pertanian.
Perubahan pola makan dan cara kita bertani khususnya secara organik akan dapat menyediakan makanan yang cukup bagi penduduk di seluruh dunia, karena makanan organik memerlukan lebih sedikit energi, tetapi sering kali memberi hasil yang lebih banyak dan secara dramatis mengurangi pelepasan nitro oksida, salah satu gas rumah kaca berbahaya yang diperkirakan 300 kali lebih kuat dari CO2.
Produk organik ini pada awalnya dikembangkan di daratan Eropa oleh beberapa kelompok petani kecil dan produknya hanya tersedia di toko-toko kecil atau pasar petani. Namun, sejak awal tahun 90-an, produk tanaman organik telah berkembang dengan pesat dengan tingkat pertumbuhan 20% per tahun, jauh lebih tinggi dari industri makanan lainnya.
Saat ini, penjualan produk makanan organik telah mencapai 2% dari seluruh penjualan yang berasal dari industri makanan. Diharapkan pertumbuhan ke depan, produk makanan organik ini akan mencapai tingkat 10% – 50% pertumbuhan per tahun.
Alasan utama konsumen produk organik adalah kesehatan dan kelestarian alam. Karena tidak terdapat residu kimia dari produk organik, sehingga dari sisi kesehatan banyak dikaitkan dengan pencegahan akibat-akibat sampingan dari bahan kimia, seperti pencegahan pertumbuhan sel kanker dan tumor, memperlancar fungsi pencernaan, dan lain-lain.
Kaum vegan/vegetarian yang sangat memperhatikan proses produksi suatu produk makanan dan pada umumnya menghindari adanya pembunuhan makhluk hidup sekecil apapun serta pertimbangan faktor penghijauan, lebih memilih produk organik daripada non-organik.
Keberhasilan dalam tanaman organik sangatlah berkaitan erat dengan proses alam, sehingga langkah pertama yang harus diketahui adalah bagaimana mengenali proses alam, kapan beralihnya musim, bagaimana menjaga kesuburan tanah agar tetap bersifat organik, bagaimana bertoleransi dengan hama tanaman dan menghindarinya secara alamiah, kapan menabur benih dan kapan menuai hasilnya. Semuanya itu menunjukkan kemampuan kita bersahabat dengan alam, mengenali alam secara baik. Dengan sendirinya keberhasilan bercocok tanam organik akan optimal apabila kita sudah mampu bersahabat dengan alam. Pelajari juga dari petani organik lain teknik bersahabat dengan alam untuk menunjang keberhasilan dalam pertanian organik ini.
Buah
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.
Khasiat Tanaman Herbal Indonesia
Lempuyang Emprit = Zingiber Amaricans
Kandungan senyawa :
Minyak Atsiri = Sekuiterpenketon (u/ turunkan panas)
umumnya yg digunakan adl : rimpangnya (warnanya putih kekuningan, rasanya pahit)
Kunyit = Curcuma Longa
Kandungan senyawa :
Minyak Atsiri, Curcumin, turmeron & Zingiberen yg berfgs sbg anti-bakteri, anti-oksidan & anti-inflamasi (anti-radang).
Selain sbg penurun panas, campuran ini jg dpt meningkatkan daya tahan tubuh.
Umumnya yg digunakan adl : rimpangnya, (warnanya pranye)
Sambiloto = Andrographis Paniculata
Seluruh bagian tanamannya dpt digunakan (daun & batang)
Kandungan senyawa :
Andrografolid Lactones (zat pahit), diterpene, glucosides & flavonoid yg dpt menurunkan panas, mineral (K, Ca, Na)
Andrografolid : u menurunkan gula darah
Penelitian di Thailand bhw : 6 gr sambiloto sama efektifnya dgn parasetamol.
Khasiat :
Atasi kencing-manis, meningkatkan kekebalan tubuh, atasi hepatitis, disentri, flu, demam, radang amandel, radang ginjal, paru, bronchitis, atasi kanker, TBC, hypertensi, kusta, keracunan, kencing nanah, kencing manis.
Pegagan = Centella Asiatica L. = Daun Kaki Kuda
Tumguh liar dipadang rumput, tepi selokan, sawah atau ditanam sbg penutup tanah, sbg tanaman sayur, merayap menutupi tanah, daun warna hijau berbentuk spt kipas ginjal.
Hidup ditanah yg agak lembab, cukup sinar matahari atau agak terlindung.
Dapat ditemukan didataran rendah sampai daerah dgn ketinggian 2.5 m dpl.
Kandungan senyawa :
Triterpenoid, saponin, Hydrocotyline & Vellarine.
Kandungan Kimia :
Asam Asiatat, B-Karioneta, B-Kariofilen, B-Elemena, B-Farnesen, B-Sitosterol, Brahminosida, Asam Brahmat, Brahmosida, Asam Sentelat, Asam Sentolat, Asam Elaiodat, Iso-Tankunisida.
Manfaat : utk penurun panas, re-vitalisasi tubuh & pembuluh darah, memperkuat struktur jaringan tubuh, radang hati disertai kuning.
Pegagan bersifat menyejukkan/mendinginkan, menambah tenaga & menimbulkan selera makan.
Digunakan u memperlancar aliran darah ke otak (makanan otak), shg tajam berfikir & meningkatkan saraf memory otak.
Daun :
Re-Vitalisasi sel & pembuluh darah, anti-infeksi, anti-bakteri, menurunkan panas & demam, diuretic, pembengkakan hati, meningkatkan kesuburan wanita, mengurangi gejala asma, mengobati hipotensi.
Herba :
Radang hati disertai kuning, campak, demam, sakit tenggorokan, asma, bronchitis, radang pleura, radang mata merah, keputihan, infeksi, batu saluran kencing, tekanan darah tinggi/hipertensi, rheumatism, pendarahan (muntah darah, batuk darah, mimisan, kencing darah), wasir, sakit perut, disentri, cacingan, tdk nafsu makan, lepra, TBC, keracunan makanan (jengkol, udang, kepiting), keracunan bhn kimia/obat2an.
Temulawak = Curcuma Xanthorhiza Roxb
Tumguh liar dihutan jati & padang alang2, biasa terdpt ditempat terbuka yg terkena sinar matahari & tumbuh didataran rendah sampai dataran tinggi.
Hasil maximal baiknya ditanam pd ketinggian 200-600 m dpl.
Penampilan mirip temu putih, hanya warna bunga & rimpangnya berbeda.
Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, sdgkan temu-putih berwarna putih dgn tepi merah.
Rimpang temulawak berwarna jingga kecoklatan, sdgkan rimpang bagian dalam temu-putih berwarna kuning muda.
Temulawak memiliki zat aktif : Germacrene, Xanthor-rhizol, Alpha-Betha-Curcumena, dll.
Manfaat :
Sbg anti-inflamasi (anti-radang), anti-biotik, meningkatkan produksi & sekresi empedu, segarkan badan.
Sejak dulu digunakan sbg : obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung & pegal2.
Kegunaan :
Menurunkan kolesterol, panas badan, sakit kuning, radang ginjal, radang kronis, kandung empedu, mencegah peny. Hati, menghilangkan rasa nyeri, menyegarkan badan, perut kembung, sembelit, diare, mengurangi rasa nyeri sendi, pegal linu, rematik, menambah ASI, memulihkan kesehatan stl melahirkan, haid tdk lancer, wasir, tonikum & anti-bakteri.
Kandungan senyawa :
Minyak Atsiri = Sekuiterpenketon (u/ turunkan panas)
umumnya yg digunakan adl : rimpangnya (warnanya putih kekuningan, rasanya pahit)
Kunyit = Curcuma Longa
Kandungan senyawa :
Minyak Atsiri, Curcumin, turmeron & Zingiberen yg berfgs sbg anti-bakteri, anti-oksidan & anti-inflamasi (anti-radang).
Selain sbg penurun panas, campuran ini jg dpt meningkatkan daya tahan tubuh.
Umumnya yg digunakan adl : rimpangnya, (warnanya pranye)
Sambiloto = Andrographis Paniculata
Seluruh bagian tanamannya dpt digunakan (daun & batang)
Kandungan senyawa :
Andrografolid Lactones (zat pahit), diterpene, glucosides & flavonoid yg dpt menurunkan panas, mineral (K, Ca, Na)
Andrografolid : u menurunkan gula darah
Penelitian di Thailand bhw : 6 gr sambiloto sama efektifnya dgn parasetamol.
Khasiat :
Atasi kencing-manis, meningkatkan kekebalan tubuh, atasi hepatitis, disentri, flu, demam, radang amandel, radang ginjal, paru, bronchitis, atasi kanker, TBC, hypertensi, kusta, keracunan, kencing nanah, kencing manis.
Pegagan = Centella Asiatica L. = Daun Kaki Kuda
Tumguh liar dipadang rumput, tepi selokan, sawah atau ditanam sbg penutup tanah, sbg tanaman sayur, merayap menutupi tanah, daun warna hijau berbentuk spt kipas ginjal.
Hidup ditanah yg agak lembab, cukup sinar matahari atau agak terlindung.
Dapat ditemukan didataran rendah sampai daerah dgn ketinggian 2.5 m dpl.
Kandungan senyawa :
Triterpenoid, saponin, Hydrocotyline & Vellarine.
Kandungan Kimia :
Asam Asiatat, B-Karioneta, B-Kariofilen, B-Elemena, B-Farnesen, B-Sitosterol, Brahminosida, Asam Brahmat, Brahmosida, Asam Sentelat, Asam Sentolat, Asam Elaiodat, Iso-Tankunisida.
Manfaat : utk penurun panas, re-vitalisasi tubuh & pembuluh darah, memperkuat struktur jaringan tubuh, radang hati disertai kuning.
Pegagan bersifat menyejukkan/mendinginkan, menambah tenaga & menimbulkan selera makan.
Digunakan u memperlancar aliran darah ke otak (makanan otak), shg tajam berfikir & meningkatkan saraf memory otak.
Daun :
Re-Vitalisasi sel & pembuluh darah, anti-infeksi, anti-bakteri, menurunkan panas & demam, diuretic, pembengkakan hati, meningkatkan kesuburan wanita, mengurangi gejala asma, mengobati hipotensi.
Herba :
Radang hati disertai kuning, campak, demam, sakit tenggorokan, asma, bronchitis, radang pleura, radang mata merah, keputihan, infeksi, batu saluran kencing, tekanan darah tinggi/hipertensi, rheumatism, pendarahan (muntah darah, batuk darah, mimisan, kencing darah), wasir, sakit perut, disentri, cacingan, tdk nafsu makan, lepra, TBC, keracunan makanan (jengkol, udang, kepiting), keracunan bhn kimia/obat2an.
Temulawak = Curcuma Xanthorhiza Roxb
Tumguh liar dihutan jati & padang alang2, biasa terdpt ditempat terbuka yg terkena sinar matahari & tumbuh didataran rendah sampai dataran tinggi.
Hasil maximal baiknya ditanam pd ketinggian 200-600 m dpl.
Penampilan mirip temu putih, hanya warna bunga & rimpangnya berbeda.
Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, sdgkan temu-putih berwarna putih dgn tepi merah.
Rimpang temulawak berwarna jingga kecoklatan, sdgkan rimpang bagian dalam temu-putih berwarna kuning muda.
Temulawak memiliki zat aktif : Germacrene, Xanthor-rhizol, Alpha-Betha-Curcumena, dll.
Manfaat :
Sbg anti-inflamasi (anti-radang), anti-biotik, meningkatkan produksi & sekresi empedu, segarkan badan.
Sejak dulu digunakan sbg : obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung & pegal2.
Kegunaan :
Menurunkan kolesterol, panas badan, sakit kuning, radang ginjal, radang kronis, kandung empedu, mencegah peny. Hati, menghilangkan rasa nyeri, menyegarkan badan, perut kembung, sembelit, diare, mengurangi rasa nyeri sendi, pegal linu, rematik, menambah ASI, memulihkan kesehatan stl melahirkan, haid tdk lancer, wasir, tonikum & anti-bakteri.
Cara Bercocok Tanam Tomat
Syarat Tumbuh. Tanaman tomat atau dalam bahasa latinnya Lycopersicon esculentum tergolong ‘warm season crop’ dengan suhu optimum untuk pertumbuhan sekitar 20-28◦C, untuk mendapatkan pembungaan yang baik sebaiknya ditanam di dataran tinggi. Tetapi untuk varietas-varietas yang tahan panas seperti Intan, Ratna, Mutiara dan varietas lokal dapat membentuk buah lebat di dataran rendah. Tanah harus baik drainasenya, tidak menggenang dan becek dan sedikit asam (pH 5-7). Cahaya yang moderat dibutuhkan selama bercocok tanam tomat supaya menghasilkan pertumbuhan yang optimal.
Budidaya Tanaman Tomat. Cara bercocok tanam tomat dapat ditanam secara langsung (direct seeding) jika persaingan gulma dapat dikendalikan, namun pada umumnya dilakukan persemaian dan dipindah tanam atau transplant untuk tujuan produksi dan mutu yang baik.
Persemaian. Persemaian tanpa bumbungan dapat dilakukan di bak-bak semai atau di bedengan dengan cara tabur rata atau dengan larikan. Sementara persemaian dengan bumbungan dapat dilakukan dengan pembumbungan ke dalam pot-pot daun, pot plastik atau pot kertas pada umur 7 – 10 hari setelah semai. Bumbungan diletakkan di atas media setebal 5 cm agar akar tunggang tidak membengkok. Media semai terdiri dari tanah:pupuk kandang:pasir = 1 : 1 : 1 . Media semai dan media bumbungan harus disterilisasi terlebih dahulu dengan pengukusan atau dengan pemberian basamid.
Transplanting. Pemindahan bibit ke lapang atau transplanting dapat dilakukan pada umur 3 – 4 minggu setelah pembumbungan. Ukuran bibit yang baik memiliki tinggi 10-15 cm dengan daun sempurna 2-3 pasang. Sebelum pindah tanam, lubang tanam harus dipersiapkan 2 minggu sebelumnya. Jarak antar baris 80 – 100 cm dan jarak dalam baris 40-60 cm. Lubang dibiarkan terbuka dan dibiarkan terkena sinar matahari langsung. Ukuran lubang tanam kira-kira 20 x 20 x 20 cm. Satu minggu sebelum transplanting, dasar lubang diberi pupuk TSP sebanyak 10 gram dan diberi pupuk kandang ½ kg. Tiga minggu berikutnya jatah urea sebanyak 4 gram diberikan melingkar, dengan jarak 10 -15 cm dari batang.
Pemupukan. Dosis pupuk per hektar adalah 10-20 ton/ha pupuk kandang, 5 – 100 kg N/ha, 80 – 100 kgP2O5/ha dan 60 – 120 kg K2O/ha. Dapat juga diaplikasikan pupuk majemuk dengan perbandingan 1-2-1; 1-2-2; 1-3-1 atau 1-4-1 tergantung tanahnya. Pemberian pupuk nitrogen dilakukan dua kali aplikasi pada saat tanam dan saat berbunga. Pemberian kalsium perlu dilakukan untuk mencegah blossom end rot. Pemberian pupuk daun dapat dilakukan pada saat tanam sampai berbunga.
Pemeliharaan. Untuk mendapatkan perimbangan fase vegetatif ke generatif perlu dilakukan pemangkasan dan perompesan tunas-tunas. Satu batang utama dibiarkan dan dilakukan pembuangan semua cabang. Untuk menunjang pertumbuhannya, tanaman tomat perlu diberi penopang dengan tonggak bambu atau dililit tali rafia dan digantung pada kawat atau tiang. Pemotongan daun-daun bawah perlu dilakukan untuk mengurangi sumber percikan air hujan yang mengandung patogen tanah. Penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak ada akar yang luka. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman tomat perlu dikakukan secara berkala. Yang perlu dicegah adalah serangan busuk daun hitam yang disebabkan oleh Phytophtora infestans.
Pemanenan. Pemanenan dilakukan sesuai dengan kriteria matang petik yang diinginkan tergantung tujuan dan jarak pemasaran, bisa pada saat matang hijau, semburat atau turning, merah muda, atau merah tua atau table ripe. Hasil panen dapat bervariasi sekitar 1/3 – 2 kg pada tomat dengan cara bercocok tanam di lahan.
CARA BERCOCOK TANAM CABE MERAH
Betapa tidak! Dimusim hujan, harga cabai cenderung melambung, dengan pengelolaan tanaman secara tradisionil sulit diharapkan hasilnya yang optimal, sebab pada musim hujan serangan hama dan penyakit sangat hebat dan resiko kebanjiran, ternyata selain itu, Cabai ternyata mampu sebagai penyebab tingginya laju inflasi nasional tersebut, mununjukkan bahwa cabai benar-benar merupakan komoditas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, permintaan akan cabai oleh industri dari hari ke hari terus meningkat, seiring dengan makin maraknya industri pengolahan bahan makanan menggunakan cabai sebagai bahan baku utamanya, misalkan sambal, saus, dan mie instan. Berikut cara bercocok tanam cabe merah :
PEMBIBITAN
Dalam hal pembibitan cabai, ujar Rajimin, sebaiknya dilakukan apabila penyiapan lahan sudah 70% selesai. Hal ini untuk menghindari dari bibit terlalu tua (terlambat tanam), selain itu, persiapan media semai terdiri dan tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 ditambah insektisida furadan. Perbandingan 2 ember tanah + 1 ember pupuk kandang + 165 gram SP-36 + 75 gram furadan. Untuk pembibitan memakai polybag ukuran 8 x 10 cm, 6 x 10 cm, untuk penanaman 1 ha dibutuhkan pembibitan polybag sebanyak 20.000 polybag termasuk cadangan untuk sisipan. Langkah selanjutnya, ungkapnya, upaya mensterilkan media sesuai dengan fumigan, dimana Media semai sebaiknya disterilisasi terlebih dahulu dengan menggunakan fumigan tanah (Basamid G). Tujuannya apabila Basamid G terkena air akan mengeluarkan gas metil isotiosianat yang dapat membunuh serangga, cendawan, nematoda dan bakteri serta mematikan benih gulma yang akan tumbuh. Dan, selanjutnya, memberil perlakuan benih agar beban penyakit.
Sebelum benih ditebar dipembibitan /ditanam dalam polybag, papar Rajimin, benih harus diberi perlakuan. Ada dua cara pemberian perlakukan, dimana pertama dengan perlakuan basah berupa, yakni sebelum benih disemai terlebih dahulu benih direndam dalam larutan air yang diberi fungisida dan bakterisida (air 1 ltr + 1,5 ml previcurn + 1,2 gram Agrimycin) selama 4-6 jam. Kemudian benih dibungkus handuk/koran dibasahi lalu diperam dalam kaleng biskuit yang diberi lampu 15 watt, selama 3—4 han benih berkecambah 0,5-1,0 mm dan siap disemaikan.
Sedangkan Perlakuan kering, lanjutnya, sebelum benih disemai terlebih dahulu kemasan dibuka, diberi fungisida Derosol 60 Wp satu sendok dan Agrimycin setiap kemasan benih dan dikocok sampai merata, kemudian benih siap disemai.
Bertanam Strawberry itu Mudah
Buah strawberry apalagi sudah masak begitu cantik. Salah satu fungsinya kalau kita makan adalah sebagai zat anti oksidan - pada umumnya segala jenis buah berfungsi sebagai zat anti oksiden yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Saya memutuskan untuk menanam satu pokok kecil strawberry yang saya minta dari seorang pemilik strawberry di Parapat tahun lalu. Sang pemilik strawberry tersebut agak enggan memberikan satu pokok itu pada saya karena mengetahui saya tinggal di Pematang Siantar yang menurutnya bercuaca kurang cocok untuk strawberry.
Saya bilang, “Okelah, saya akan tanam di kampung ibu saya di Urung Panei, hawa di sana hampir sama dengan di Parapat ini.” Saya pun boleh membawa sepokok anak strawberry.
Saya tak jadi menanamnya di Urung Panei tetapi di Pematang Siantar. Dalam setahun ini, yang satu itu telah berkembang menjadi banyak.
Ternyata: strawberry lebih bagus kita tanam dalam pot atau plastik, jadi tidak langsung di atas tanah. Saya tanam sebagian di tanah, buahnya kurang bagus karena kena ke tanah. Kalau kita tanam di tanah, sebaiknya kita mulsa - pakai penutup yang terbuat dari plastik.
Yang lebih ramah lingkungan saya kira bisa juga dengan mempergunakan jerami atau ilalang sebagai pengganti mulsa yang pada umumnya terbuat dari plastik. Kalau kita mau serius bertanam strawberry, saya kira jauh lebih baik mempergunakan jerami sebab kalau jerami sudah membusuk, akan bermanfaat sebagai kompos untuk tanah.
Kalau sudah ada lahan yang memadai, saya akan mencari jerami dari sawah-sawah atau ladang. Melihat strawberry saya berbuah di dalam polibek seperti dalam gambar ini sungguh menyenangkan apalagi memakan buahnya yang banyak gizi dan manfaat. :)
Saya memutuskan untuk menanam satu pokok kecil strawberry yang saya minta dari seorang pemilik strawberry di Parapat tahun lalu. Sang pemilik strawberry tersebut agak enggan memberikan satu pokok itu pada saya karena mengetahui saya tinggal di Pematang Siantar yang menurutnya bercuaca kurang cocok untuk strawberry.
Saya bilang, “Okelah, saya akan tanam di kampung ibu saya di Urung Panei, hawa di sana hampir sama dengan di Parapat ini.” Saya pun boleh membawa sepokok anak strawberry.
Saya tak jadi menanamnya di Urung Panei tetapi di Pematang Siantar. Dalam setahun ini, yang satu itu telah berkembang menjadi banyak.
Ternyata: strawberry lebih bagus kita tanam dalam pot atau plastik, jadi tidak langsung di atas tanah. Saya tanam sebagian di tanah, buahnya kurang bagus karena kena ke tanah. Kalau kita tanam di tanah, sebaiknya kita mulsa - pakai penutup yang terbuat dari plastik.
Yang lebih ramah lingkungan saya kira bisa juga dengan mempergunakan jerami atau ilalang sebagai pengganti mulsa yang pada umumnya terbuat dari plastik. Kalau kita mau serius bertanam strawberry, saya kira jauh lebih baik mempergunakan jerami sebab kalau jerami sudah membusuk, akan bermanfaat sebagai kompos untuk tanah.
Kalau sudah ada lahan yang memadai, saya akan mencari jerami dari sawah-sawah atau ladang. Melihat strawberry saya berbuah di dalam polibek seperti dalam gambar ini sungguh menyenangkan apalagi memakan buahnya yang banyak gizi dan manfaat. :)
Budidaya Strawberry
Prospek agribisnis strowberry di Indonesia cukup cerah dilihat dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun meningkat.
Dengan semangat ramah lingkungan PT. Natural Nusantara berperan dalam meningkatkan Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian terhadap lingkungan pada budidaya strowberi ini.
SYARAT PERTUMBUHAN Lama penyinaran matahari 8 - 10 jam hari. Curah hujan berkisar 600 700 mm pertahun. Suhu udara optimum antara 17°C - 20°C dan suhu udara minimum antara 4°C - 5°C dengan kelembaban udara 80% - 90%.Ketinggian tempat yang ideal antara 1000-2000 m dpl
PENGOLAHAN LAHAN Sebelum lahan dibajak digenangi air lebih dahulu semalam. Keesokan harinya dilakukan pembajakan sedalam sekitar 30 cm, setelah itu tanah dilakukan pengeringan baru dihaluskan.
PEMBENTUKAN BEDENGAN Bentuk bedengan dengan ukuran lebar 80-120 cm, tinggi 30 - 40 cm, jarak antar bedengan 60 cm, panjang menyesuaikan keadaan lahan.
PENGAPURAN Berikan dolomit sekitar 100-200 kg per 1000 m2 sesuai kondisi lahan.
PEMUPUKAN DASAR Taburkan pupuk UREA 20 kg + TSP 25 kg + KCl 10 kg dan Pupuk kandang 2-3 ton dalam 1000 m2. POC NASA disiramkan 30-60 tutup/1000 m2 ditambahkan air secukupnya. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, POC NASA diganti SUPERNASA caranya yaitu 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter sebagai larutan induk, kemudian ambil 50 liter air dan tambahkan 200 cc larutan induk tadi.Setelah itu siramkan ke bedengan secara merata. 1 botol SUPERNASA bisa untuk 1000-2000 m2
PEMBERIAN NATURAL GLIO Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur utamanya penyakit layu tebarkan Natural GLIO yang telah dicampur dengan pupuk kandang dan didiamkan selama seminggu. 1 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-30 kg pupuk kandang untuk luasan sekitar 1000 m2.
PEMASANGAN MULSA Pemasangan mulsa plastik pada saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga dapat tepat menutup bedengan dengan tepat.
PEMBUATAN LUBANG TANAM Diameter lubang ± 10 cm, dengan jarak lubang 30 - 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat.
CARA PENANAMAN Pindahkan bibit beserta medianya, sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun,dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag.
PENYULAMAN Penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan segera disiram.
PENYIANGAN Penyiangan dilakukan pada gulma/ rumput liar yang menyaingi kehidupan tanaman
PEMANGKASAN Dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga pertama untuk memperoleh buah yang prima.
PEMUPUKAN SUSULAN Pupuk diberikan pada umur 1,5 - 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc/ tanaman.
Berapa Sesungguhnya Hasil Panen Padi Cara Alami Ala Fukuoka
Banyak orang meragukan metode bertanam padi secara alami seperti dipraktikkan oleh Masanobu Fukuoka, seperti telah kami angkat dalam posting kami sebelumnya atas pertanyaan dari seorang pembaca blog ini, yang pada hemat kami mewakili banyak pendapat masyarakat seumumnya.
Masa sih "tanpa bekerja apa-apa", dapat dihasilkan panen padi yang diharapkan? Ya itulah memang pokok utama metode dari Fukuoka. Pertama, tidak membajak. Kedua, tidak membuat kompos. Ketiga, tidak menyiangi. Dan keempat, tentunya, tidak menggunakan pestisida.
Berikut ini adalah kata-kata jujur dari Fukuoka sendiri seperti dapat teman-teman baca dari buku terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia "Revolusi Sebatang Jerami" (1991, Obor) halaman 46-47.
Jika dikonversi dalam satuan hektar, capaian yang diperoleh oleh Fukuoka adalah 7,3 ton gabah per hektar .. Target nasional kita "bangsa" Indonesia seingat kami baru sampai 5,5 ton per hektar. Seorang petani yang giat dengan menyiapkan kompos di Indonesia dapat mencapai lebih dari 10 ton per hektar ..
Pada hemat hitungan kami, dengan capaian tujuh ton per hektar, apalagi jika tanpa banyak menghabiskan tenaga kerja dan biayanya karena dikelola secara alami, seperti halnya Tuhan menciptakan .., maka perencanaan usaha tani sudah dapat sampai mendukung jatah makan teman-teman kita yang tinggal di kota .. Sementara itu di desa, para petani sudah dapat menjamin kedaulatan pangan, sudah dapat mendidik anak-anak desa, sudah merdeka ..
Tapi semua ini memerlukan perjuangan pada awalnya .. Dan perjuangan ini menurut almarhum Fukuoka tidaklah memakan waktu yang lama .. Tak sebanding dengan dampak dan kerusakan lingkungan dan anti-kesuburan tanah yang ditimbulkan oleh karena keinginan manusia yang berlebihan untuk mendapatkan keuntungan dan keuntungan dan keuntungan, tapi pada akhirnya malah kerugian yang diterima ..
Masa sih "tanpa bekerja apa-apa", dapat dihasilkan panen padi yang diharapkan? Ya itulah memang pokok utama metode dari Fukuoka. Pertama, tidak membajak. Kedua, tidak membuat kompos. Ketiga, tidak menyiangi. Dan keempat, tentunya, tidak menggunakan pestisida.
Berikut ini adalah kata-kata jujur dari Fukuoka sendiri seperti dapat teman-teman baca dari buku terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia "Revolusi Sebatang Jerami" (1991, Obor) halaman 46-47.
"Pada tahun-tahun terakhir ini saya telah mencoba sebuah varietas lama padi lulut dari daerah selatan. Setiap benih, ditabur pada musim gugur, menghasilkan rata-rata 12 batang dengan kira-kira 250 bulir tiap malai. Dengan varietas ini saya kira pada suatu hari saya akan dapat memperoleh suatu panenan yang mendekati yang paling tinggi yang dapat diperoleh secara teoretis dari energi matahari yang mencapai ladang. Di beberapa areal ladang-ladang saya, panenan 27,5 gantang (1.650 pon [atau: 748,42 kilogram]) tiap seperempat acre-nya [~1011,5 meter persegi] telah dapat dicapai dengan varietas ini. ... [Dan] saya telah menanam padi dengan cara ini lebih dari dua puluh tahun. Hasilnya terus meningkat dan tanahnya menjadi lebih subur setiap tahunnya."
Jika dikonversi dalam satuan hektar, capaian yang diperoleh oleh Fukuoka adalah 7,3 ton gabah per hektar .. Target nasional kita "bangsa" Indonesia seingat kami baru sampai 5,5 ton per hektar. Seorang petani yang giat dengan menyiapkan kompos di Indonesia dapat mencapai lebih dari 10 ton per hektar ..
Pada hemat hitungan kami, dengan capaian tujuh ton per hektar, apalagi jika tanpa banyak menghabiskan tenaga kerja dan biayanya karena dikelola secara alami, seperti halnya Tuhan menciptakan .., maka perencanaan usaha tani sudah dapat sampai mendukung jatah makan teman-teman kita yang tinggal di kota .. Sementara itu di desa, para petani sudah dapat menjamin kedaulatan pangan, sudah dapat mendidik anak-anak desa, sudah merdeka ..
Tapi semua ini memerlukan perjuangan pada awalnya .. Dan perjuangan ini menurut almarhum Fukuoka tidaklah memakan waktu yang lama .. Tak sebanding dengan dampak dan kerusakan lingkungan dan anti-kesuburan tanah yang ditimbulkan oleh karena keinginan manusia yang berlebihan untuk mendapatkan keuntungan dan keuntungan dan keuntungan, tapi pada akhirnya malah kerugian yang diterima ..
Jenis-jenis Tanah
ndonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
8. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
Sayur
Sayur dalam kuliner Nusantara mengacu pada sup dengan kuah cair hingga agak kental yang dimakan untuk menemani nasi. Istilah ini dapat pula diberikan kepada tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan sebagai komponennya (istilah yang lebih tepat adalah sayuran).
Sayur biasanya disiapkan dengan mendidihkan air lalu ke dalamnya dimasukkan berbagai sayuran sebagai pemadat, daging bila diperlukan, dan bumbu untuk menyedapkan. Untuk mengentalkan kuah biasanya ditambahkan santan atau sedikit tepung.
Tom yam asal Indocina juga merupakan salah satu bentuk sayur.
Sayur biasanya disiapkan dengan mendidihkan air lalu ke dalamnya dimasukkan berbagai sayuran sebagai pemadat, daging bila diperlukan, dan bumbu untuk menyedapkan. Untuk mengentalkan kuah biasanya ditambahkan santan atau sedikit tepung.
Tom yam asal Indocina juga merupakan salah satu bentuk sayur.
Petani
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau flax untuk penenunan dan pembuatan pakaian.
Dalam negara berkembang atau budaya pra-industri, kebanyakan petani melakukan agrikultur subsistence yang sederhana - sebuah pertanian organik sederhana dengan penanaman bergilir yang sederhana pula atau teknik lainnya untuk memaksimumkan hasil, menggunakan benih yang diselamatkan yang "asli" dari ecoregion.
Dalam negara berkembang atau budaya pra-industri, kebanyakan petani melakukan agrikultur subsistence yang sederhana - sebuah pertanian organik sederhana dengan penanaman bergilir yang sederhana pula atau teknik lainnya untuk memaksimumkan hasil, menggunakan benih yang diselamatkan yang "asli" dari ecoregion.
Pupuk Pertanian, manakah yang lebih prospek ?
Beberapa waktu lalu saya ketemu dengan sahabat karib saya, yang selama ini bekerja pada perusahaan pertanian. Dalam kesempatan tersebut, saya sempat sharing sebentar mengenai bagaimana peluang bisnis dalam produk pupuk pertanian. Apakah peluang bisnis pupuk kimia sudah tidak berpotensi, ataukah pupuk organik masih belum bisa penetrasi pasar.
Setelah berpengalaman di Perusahaan Nasional dalam bidang obat - obat pertanian selama kurang lebih 3 tahun sebagai surveyor atau petugas lapangan, akhirnya Anton Nugroho lulusan dari Univ. Pembangunan Nasional "Veteran" Jogja jurusan Pertanian ini mendirikan usaha pertanian dengan nama " Usaha Maju Bersama " didaerah Paguyangan Brebes. Di daerah tersebut banyak terdapat petani kentang dan kubis/kol, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan usaha dibidang pertanian, seperti obat - obatan, sarana produksi pertanian, dll. Walaupun sudah ada beberapa produk sarana pertanian, namun di daerah ini masih terdapat peluang yang cukup baik. Apalagi dengan
Disinggung masalah pupuk kimia yang terancam akibat maraknya peredaran pupuk organik, Anton masih bisa memberikan sebuah peluang bisnis di bidang pupuk kimia. Hal ini tak lepas dari pengamatan ia yang telah melakukan tugas ke beberapa daerah di P. Jawa.
Dalam sharingnya tersebut, ada beberapa hal yang bisa kita ambil informasinya bagi anda yang ingin terjun dalam usaha produksi pupuk ataupun distributor pupuk pertanian.
1. Saat ini di Indonesia sedang gencar - gencar melaksanakan program penggunaan pupuk organik. Namun kenyataannya dilapangan, bahwa para petani yang menggunakan pupuk organik masih sangat minim. Hanya 10% saja dari jumlah petani yang menggunakan pupuk organik, sedangkan 90% lagi masih menggunakan pupuk Kimia.
2. Berikut beberapa alasan petani tidak mau menggunakan pupuk organik :
4. Petani tidak mau ambil resiko dalam bertanam, apalagi jika harga produknya memiliki fluktuatif harga dipasaran. Hal ini bisa menimbulkan resiko kebangkrutan bagi petaninya.
5. Pupuk organik lebih banyak digunakan oleh petani sayuran, seperti : tomat, seledri, cabai, atau sayuran yang bertahan di dataran menengah 700-1000m diatas permukaan tanah. Untuk petani dataran tinggi, seperti petani kentang, mereka tidak mau ambil resiko dengan menggunakan pupuk organik. Alasannya karena harga jual kentang sangat fluktuatif di pasaran.
6. Kemampuan petani dalam pengelolaan pupuk organik masih banyak pembelajaran. Hal inilah yang membuat petani organik tidak sepenuhnya menggunakan pupuk organik. Sehingga penggunaan pupuk kimia masih sangat dibutuhkan.
Setelah berpengalaman di Perusahaan Nasional dalam bidang obat - obat pertanian selama kurang lebih 3 tahun sebagai surveyor atau petugas lapangan, akhirnya Anton Nugroho lulusan dari Univ. Pembangunan Nasional "Veteran" Jogja jurusan Pertanian ini mendirikan usaha pertanian dengan nama " Usaha Maju Bersama " didaerah Paguyangan Brebes. Di daerah tersebut banyak terdapat petani kentang dan kubis/kol, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan usaha dibidang pertanian, seperti obat - obatan, sarana produksi pertanian, dll. Walaupun sudah ada beberapa produk sarana pertanian, namun di daerah ini masih terdapat peluang yang cukup baik. Apalagi dengan
Disinggung masalah pupuk kimia yang terancam akibat maraknya peredaran pupuk organik, Anton masih bisa memberikan sebuah peluang bisnis di bidang pupuk kimia. Hal ini tak lepas dari pengamatan ia yang telah melakukan tugas ke beberapa daerah di P. Jawa.
Dalam sharingnya tersebut, ada beberapa hal yang bisa kita ambil informasinya bagi anda yang ingin terjun dalam usaha produksi pupuk ataupun distributor pupuk pertanian.
1. Saat ini di Indonesia sedang gencar - gencar melaksanakan program penggunaan pupuk organik. Namun kenyataannya dilapangan, bahwa para petani yang menggunakan pupuk organik masih sangat minim. Hanya 10% saja dari jumlah petani yang menggunakan pupuk organik, sedangkan 90% lagi masih menggunakan pupuk Kimia.
2. Berikut beberapa alasan petani tidak mau menggunakan pupuk organik :
- Penggunaan dari pupuk organik membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Untuk mendapatkan hasilnya dari penggunaan pupuk organik, petani bisa menunggu hingga akhir masa panen. Ini dalam hal membasmi jenis penyakit tanaman ataupun masa panennya.
- Hasil panen dari petani organik tidak bisa diserap oleh pasar seutuhnya, karena harga jual dari produk organik relatif lebih mahal dari penggunaan pupuk kimia. Sehingga hanya beberapa pasar saja yang bisa menampung hasil panen tersebut.
- Walaupun secara analisa usahatani lebih menguntungkan petani yang menggunakan produk organik, namun petani lebih memilih kimia dengan beberapa kemudahan pemeliharaan tanaman.
4. Petani tidak mau ambil resiko dalam bertanam, apalagi jika harga produknya memiliki fluktuatif harga dipasaran. Hal ini bisa menimbulkan resiko kebangkrutan bagi petaninya.
5. Pupuk organik lebih banyak digunakan oleh petani sayuran, seperti : tomat, seledri, cabai, atau sayuran yang bertahan di dataran menengah 700-1000m diatas permukaan tanah. Untuk petani dataran tinggi, seperti petani kentang, mereka tidak mau ambil resiko dengan menggunakan pupuk organik. Alasannya karena harga jual kentang sangat fluktuatif di pasaran.
6. Kemampuan petani dalam pengelolaan pupuk organik masih banyak pembelajaran. Hal inilah yang membuat petani organik tidak sepenuhnya menggunakan pupuk organik. Sehingga penggunaan pupuk kimia masih sangat dibutuhkan.
Dari Guru Menjadi Petani Sukses
Drs. Mohd. Husin Lahir di Dusun Jruk, Desa Jruk Balee Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh dengan nama Mohd. Husin, besar di kampung halamannya yang luas membuat Husin secara tidak sengaja terpanggil untuk cinta pada pertanian. Bapak dari empat orang anak ini dalam usia 28 tahun tepatnya pada tahun 1984 memulai hidupnya sebagai guru sejarah yang mengajar di sebuah sekolah yang memiliki halaman luas yang saat itu tidak termanfaatkan atau biasa disebut lahan tidur. Hal ini membuat Husin merasa penasaran untuk dapat memanfaatkannya. Dengan seijin kepala sekolah, ia memanfaatkan halaman sekolah tersebut dengan beternak ayam buras, menanam palawija di lahan yang kering, dan menanam kangkung di lahan yang basah, di luar dugaan hasilnya lumayan. Untuk memperoleh hasil yang lebih memuaskan, ia mencari informasi cara beternak dan bertanam yang benar. Informasi ini diperolehnya dari penyuluh pertanian dan masyarakat sekitar yang kemudian ia terapkan pada usahanya. Hasilnya, ternak dan tanamannyapun tumbuh subur dan menghasilkan produksi yang tinggi. Beberapa tahun kemudian tepat pada tahun 1994, ia menentukan pilihan menjadi petani sebagai pekerjaan utamanya, dan kemudian bersama petani lainnya membentuk kelompoktani. Hingga saat ini ia adalah ketua kelompoktani Ingin Sejahtera. Sebagai petani, banyak hal yang diusahakannya antara lain budidaya padi dan hortikultura seperti cabe dan sayuran, pembuatan bio pestisida, penggemukan ternak, dan lain-lainnya. Dalam budidaya padi dan hortikultura beliau berusaha menuju sistem pertanian organik. Sebagai Ketua Kelompoktani, ia selalu memberi motivasi kepada anggota-anggotanya agar berusaha-tani dengan semangat. Dalam menjalankan usahatani dan organisasinya mereka selalu dibantu oleh penyuluh pertanian Azhar, SR. Selain sebagai Ketua kelompoktani, banyak jabatan yang diemban Mohd Husin, di antaranya adalah sebagai Ketua Kelompok Ternak Sapi Potong Lestari, Ketua KTNA Kecamatan Indrapuri, Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Aceh Makmur Lestari, dan Wakil Ketua Bidang Kemitraan Himpunan Peternak Kambing dan Domba Indonesia Aceh (HPKDI). (Untuk informasi lebih lengkapnya silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991)
Bertanam Cabe DiPolybag
Keluaran - Teknik budidaya Cabe di Polybag Pedoman Teknis Penyiapan Benih - Benih cabe dibuat sendiri. Caranya, pilih buah cabe yang matang (merah), bentuk sempurna, segar, tidak cacat dan tidak terserang penyakit. Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara memanjang. Cuci biji lalu dikeringkan. Kemudian pilih biji yang bentuk, ukuran dan warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak keriput dan tidak cacat. Bila kesulitan membuat sendiri, benih cabe dapat dibeli di toko pertanian setempat. - Benih yang akan ditanam diseleksi dengan cara merendam dalam air, biji yang terapung dibuang. Persemaian Sebelum tanam di tempat permanen (polybag), sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai yang dapat berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan sekitar 10 cm yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air(drainase). Persiapannya sbb : 1. Isikan dalam wadah semai media berupa tanah pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Untuk menghilangkan gangguan hama berikan Curater 3 G takaran 10 10 gr/m2. Media ini disiapkan 1 minggu sebelum penyemaian benih. 2. Benih yang akan ditanam, sebelumnya direndam dalam air hangat (50 derajat Celcius) semalam. Lebih baik lagi bila diberi zat pengatur tumbuh seperti Atonik. 3. Tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila mungkin beri jarak antar benih 5 x 5 cm sehingga waktu tanaman dipindah/dicabut, akarnya tidak rusak. Usahakan waktu benih ditanam diatasnya ditutup selapis tipis tanah. Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap lembab. Pembibitan 1. Benih yang telah berkecambah atau bibit cabe umur 10-14 hari (biasanya telah tumbuh sepasang daun) sudah dapat dipindahkan ke tempat pembibitan. 2. Siapkan tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm atau bumbungan dari bahan daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan ke dalamnya campuran tanah, pasir dan pupuk kandang serta tambahkan Curater 3 G. 3. Pindahkan bibit cabe ke wadah pembibitan dengan hati-hati. Pada saat bibit ditanam di bumbungan, tanah di sekitar akar tanaman ditekan-tekan agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak. Letakkan bibit di tempat teduh dan sirami secukupnya untuk menjaga kelembabannya. Pembibitan ini untuk meningkatkan daya adaptasi dan daya tumbuh bibit pada saat pemindahan di tempat terbuka. 4. Bibit bisa ditanam di polybag setelah berumur 30-40 hari. Persiapan Media Tanam Polybag 1. Siapkan polybag tempat penanaman yang berlubang kiri kanannya untuk pengaturan air. 2. Masukkan media tanam ke dalamnya berupa campuran tanah dengan pupuk kandang 2 : 1 sebanyak 1/3 volume polybag. Tambahkan Furadan atau Curater 3 G 2 - 4 gr/tanaman untuk mematikan hama pengganggu dalam media tanah. 3. Masukkan campuran tanah dan pupuk kandang ke dalam polybag setinggi 1/3 nya 4.
Sistem Pertanian Organik
Sejak tahun 1990, isu pertanian organik mulai berhembus keras di dunia. Sejak saat itu mulai bermunculan berbagai organisasi dan perusahaan yang memproduksi produk organik. Di Indonesia dideklarasikan Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA) pada tgl 1 Februari 2000 di Malang. Di Indonesia telah beredar produk pertanian organik dari produksi lokal seperti beras organik, kopi organik, teh organik dan beberapa produk lainnya. Demikian juga ada produk sayuran bebas pestisida seperti yang diproduksi oleh Kebun Percobaan Cangar FP Unibraw Malang. Walaupun demikian, produk organik yang beredar di pasar Indonesia sangat terbatas baik jumlah maupun ragamnya.
Pertanian organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Dilarangnya penggunaan bahan kimia sintetik dalam pertanian organik merupakan salah satu kendala yang cukup berat bagi petani, selain mengubah budaya yang sudah berkembang 35 tahun terakhir ini pertanian organik membuat produksi menurun jika perlakuannya kurang tepat.
Di sisi lain, petani telah terbiasa mengandalkan pupuk anorganik (Urea, TSP, KCl dll) dan pestisida sintetik sebagai budaya bertani sejak 35 tahun terakhir ini. Apalagi penggunaan pestisida, fungisida pada petani sudah merupakan hal yang sangat akrab dengan petani kita. Itulah yang digunakan untuk mengendalikan serangan sekitar 10.000 spesies serangga yang berpotensi sebagai hama tanaman dan sekitar 14.000 spesies jamur yang berpotensi sebagai penyebab penyakit dari berbagai tanaman budidaya.
Alasan petani memilih pestisida sintetik untuk mengendaliakan OPT di lahannya a.l. karena aplikasinya mudah, efektif dalam mengendalikan OPT, dan banyak tersedia di pasar. Bahkan selama enam dekade ini, pestisida telah dianggap sebagai penyelamat produksi tanaman selain kemajuan dalam bidang pemuliaan tanaman. Pestisida yang beredar di pasaran Indonesia umumnya adalah pestisida sintetik.
Sistem Pertanian Organik adalah sistem produksi holistic dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami serta mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan (Deptan 2002).
Sebenarnya, petani kita di masa lampau sudah menerapkan sistem pertanian organik dengan cara melakukan daur ulang limbah organik sisa hasil panen sebagai pupuk. Namun dengan diterapkannya kebijakan sistem pertanian kimiawa yang berkembang pesat sejak dicanangkannya kebijakan sistem pertanian kimiawi yang berkembang yang berkembang pesat sejak dicanangkannya Gerakan Revolusi Hijau pada tahu 1970-an, yang lebih mengutamakan penggunaan pestisida dan pupuk kimiawi, walaupun untuk sementara waktu dapat meningkatkan produksi pertanian, pada kenyataannya dalam jangka panjang menyebabkan kerusakan pada sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, yang akhirnya bermuara kepada semakin luasnya lahan kritis dan marginal di Indonesia.
Sistem pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama diterap kan di beberapa negara seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan dan Amerika Serikat (Koshino, 1993). Pengembangan pertanian organik di beberapa negara tersebut mengalami kemajuan yang pesat disebabkan oleh kenyataan bahwa hasil pertanian terutama sayur dan buah segar yang ditanam dengan pertanian sistem organik (organic farming system) mempunyai rasa, warna, aroma dan tekstur yang lebih baik daripada yang menggunakan pertanian anorganik (Park 1993 dalam Prihandarini, 1997).
Selama ini limbah organik yang berupa sisa tanaman (jerami, tebon, dan sisa hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian. Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud.
Pertanian organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Dilarangnya penggunaan bahan kimia sintetik dalam pertanian organik merupakan salah satu kendala yang cukup berat bagi petani, selain mengubah budaya yang sudah berkembang 35 tahun terakhir ini pertanian organik membuat produksi menurun jika perlakuannya kurang tepat.
Di sisi lain, petani telah terbiasa mengandalkan pupuk anorganik (Urea, TSP, KCl dll) dan pestisida sintetik sebagai budaya bertani sejak 35 tahun terakhir ini. Apalagi penggunaan pestisida, fungisida pada petani sudah merupakan hal yang sangat akrab dengan petani kita. Itulah yang digunakan untuk mengendalikan serangan sekitar 10.000 spesies serangga yang berpotensi sebagai hama tanaman dan sekitar 14.000 spesies jamur yang berpotensi sebagai penyebab penyakit dari berbagai tanaman budidaya.
Alasan petani memilih pestisida sintetik untuk mengendaliakan OPT di lahannya a.l. karena aplikasinya mudah, efektif dalam mengendalikan OPT, dan banyak tersedia di pasar. Bahkan selama enam dekade ini, pestisida telah dianggap sebagai penyelamat produksi tanaman selain kemajuan dalam bidang pemuliaan tanaman. Pestisida yang beredar di pasaran Indonesia umumnya adalah pestisida sintetik.
Sistem Pertanian Organik adalah sistem produksi holistic dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami serta mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan (Deptan 2002).
Sebenarnya, petani kita di masa lampau sudah menerapkan sistem pertanian organik dengan cara melakukan daur ulang limbah organik sisa hasil panen sebagai pupuk. Namun dengan diterapkannya kebijakan sistem pertanian kimiawa yang berkembang pesat sejak dicanangkannya kebijakan sistem pertanian kimiawi yang berkembang yang berkembang pesat sejak dicanangkannya Gerakan Revolusi Hijau pada tahu 1970-an, yang lebih mengutamakan penggunaan pestisida dan pupuk kimiawi, walaupun untuk sementara waktu dapat meningkatkan produksi pertanian, pada kenyataannya dalam jangka panjang menyebabkan kerusakan pada sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, yang akhirnya bermuara kepada semakin luasnya lahan kritis dan marginal di Indonesia.
Sistem pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama diterap kan di beberapa negara seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan dan Amerika Serikat (Koshino, 1993). Pengembangan pertanian organik di beberapa negara tersebut mengalami kemajuan yang pesat disebabkan oleh kenyataan bahwa hasil pertanian terutama sayur dan buah segar yang ditanam dengan pertanian sistem organik (organic farming system) mempunyai rasa, warna, aroma dan tekstur yang lebih baik daripada yang menggunakan pertanian anorganik (Park 1993 dalam Prihandarini, 1997).
Selama ini limbah organik yang berupa sisa tanaman (jerami, tebon, dan sisa hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian. Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud.
Sejarah Pertanian
Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam dan memelihara ternak merupakan kebudayaan manusia paling tua. Tetapi dibandingkan dengan sejarah keberadaan manusia, kegiatan bertani ini termasuk masih baru. Sebelumnya, manusia hanya berburu hewan dan mengumpulkan bahan pangan untuk dikonsumsi. | |
Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, pertanianpun berkembang menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai sistem yang canggih dan padat modal. Berbagai teknologi pertanian dikembangkan guna mencapai produktivitas yang diinginkan. | |
Di lain fihak, ilmu pertanianpun berkembang. Ilmu pertanian kemudian tumbuh bercabang-cabang, terspesialisasi, seperti misalnya agronomi, ilmu tanah, sosial ekonomi, proteksi tanaman, dsb. | |
Kemajuan ilmu dan teknologi, peningkatan kebutuhan hidup manusia, memaksa manusia untuk memacu produktifitas menguras lahan, sementara itu daya dukung lingkungan mempunyai ambang batas toleransi. Sehingga, peningkatan produktivitas akan mengakibatkan kerusakan lingkungan, yang pada ujungnya akan merugikan manusia juga. Berangkat dari kesadaran itu maka muncullah tuntutan adanya sistem pertanian berkelanjutan. |
Sistem Pertanian Modern
Pertanian modern yang bertumpu pada pasokan eketernal berupa bahan-bahan kimia buatan (pupuk dan pestisida), menimbulkan kekhawatiran berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, sedangkan pertanian tradisional yang bertumpu pada pasokan internal tanpa pasokan eksternal menimbulkan kekhawatiran berupa rendahnya tingkat produksi pertanian, jauh di bawah kebutuhan manusia. Kedua hal ini yang dilematis dan hal ini telah membawa manusia kepada pemikiran untuk tetap mempertahankan penggunaan masukan dari luar sistem pertanian itu, namun tidak mebahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya (Mugnisjah, 2001). Pertanian modern dikhawatirkan memberikan dampak pencemaran sehingga membahayakan kelestarian lingkungan, hal ini dipandang sebagai suatu krisis pertanian modern.
Sebagai alternatif penanggulangan krisis pertanian modern adalah penerapan pertanian organik. Kegunaan budidaya organik menurut Sutanto (2002) adalah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi. Pemanfaatan pupuk organik mempunyai keunggulan nyata dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinya merupakan keluaran setiap budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat dikatakan cuma-cuma. Pupuk organik berdaya amliorasi ganda dengan bermacam-macam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan tanah dan sekaligus menkonservasikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan demikian penerapan sistem pertanian organik pada gilirannya akan menciptakan pertanian yang berkelanjutan..
Dunia pertanian modern adalah dunia mitos keberhasilan modernitas. Keberhasilan diukur dari berapa banyaknya hasil panen yang dihasilkan. Semakin banyak, semakin dianggap maju. Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde Baru untuk memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang dimulai sejak tahun 1970-an.
Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk kimia, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati swasembada beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai kelimpungan menghadapi serangan hama, kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, dan harga gabah dikontrol pemerintah. Revolusi Hijau bahkan telah mengubah secara drastis hakekat petani. Dalam sejarah peradaban manusia, petani bekerja mengembangkan budaya tanam dengan memanfaatkan potensi alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Petani merupakan komunitas mandiri.
Nenek moyang memanfaatkan pupuk hijau dan kandang untuk menjaga kesuburan tanah, membiakkan benih sendiri, menjaga keseimbangan alam hayati dengan larangan adat. Mereka mempunyai sistem organisasi sosial yang sangat menjaga keselarasan, seperti organisasi Subak di Bali dan Lumbung Desa di pedesaan Jawa.
Dengan pertanian modern, petani justru tidak mandiri Padahal, FAO (lembaga pangan PBB), telah menegaskan Hak-Hak Petani (Farmer‘s Rights) sebagai penghargaan bagi petani atas sumbangan mereka. Hak-hak Petani merupakan pengakuan terhadap petani sebagai pelestari, pemulia, dan penyedia sumber genetik tanaman.
Hak-hak petani dalam deklarasi tersebut mencakup: hak atas tanah, hak untuk memiliki, melestarikan dan mengembangkan sumber keragaman hayati, hak untuk memperoleh makanan yang aman, hak untuk mendapatkan keadilan harga dan dorongan untuk bertani secara berkelanjutan, hak memperoleh informasi yang benar, hak untuk melestarikan, memuliakan, mengembangkan, saling tukar-menukar dan menjual benih serta tanaman, serta hak untuk memperoleh benihnya kembali secara aman yang kini tersimpan pada bank-bank benih internasional (Wacana, edisi 18, Juli-Agustus 1999).
Apa yang dikembangkan oleh para ilmuwan telah membedakan mana yang maju dan terbelakang, modern dan tradisional, serta efisien dan tidak efisien. Sedangkan buktinya, sistem pertanian yang disebut sebagai yang terbelakang, tradisional dan tidak efisien itu ternyata lebih bersifat ekologis, tidak merusak alam.
Pengertian Pertanian
Defenisi dari Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan.
Usaha pertanian memiliki dua ciri penting yang sangat penting, yaitu :
a. selalu melibatkan barang dalam volume besar,
b. proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi.
Ada Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Terkait dengan pertanian, maka dikenal istilah sebagai berikut:
Usaha Tani yang di maksud di sini adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya tumbuhan maupun hewan.
Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh petani tembakau atau petani ikan. Khusus untuk pembudidaya hewan ternak disebut sebagai peternak.
Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.
Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya:
1. budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang diolah secara intensif,
2. kehutanan, dengan obyek tumbuhan atau diusahakan pada lahan yang setengah liar,
3. peternakan, dengan obyek hewan darat kering,
4. perikanan, dengan obyek hewan perairan.
Pembagian dalam pendidikan tinggi sedikit banyak mengikuti pembagian ini, meskipun dalam kenyataan suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai objek ini bersama-sama sebagai bentuk efisiensi dan peningkatan keuntungan.
Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga dipelajari dalam ilmu-ilmu pertanian. Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi
1.pengelolaan tempat usaha,
2.pemilihan bibit,
3.metode budidaya,
4.pengumpulan hasil,
5.distribusi,
6.pengolahan dan pengemasan,
7.pemasaran.
Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan agribisnis. Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat usaha dan pemilihan bibit..
Usaha pertanian memiliki dua ciri penting yang sangat penting, yaitu :
a. selalu melibatkan barang dalam volume besar,
b. proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi.
Ada Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Terkait dengan pertanian, maka dikenal istilah sebagai berikut:
Usaha Tani yang di maksud di sini adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya tumbuhan maupun hewan.
Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh petani tembakau atau petani ikan. Khusus untuk pembudidaya hewan ternak disebut sebagai peternak.
Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.
Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya:
1. budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang diolah secara intensif,
2. kehutanan, dengan obyek tumbuhan atau diusahakan pada lahan yang setengah liar,
3. peternakan, dengan obyek hewan darat kering,
4. perikanan, dengan obyek hewan perairan.
Pembagian dalam pendidikan tinggi sedikit banyak mengikuti pembagian ini, meskipun dalam kenyataan suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai objek ini bersama-sama sebagai bentuk efisiensi dan peningkatan keuntungan.
Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga dipelajari dalam ilmu-ilmu pertanian. Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi
1.pengelolaan tempat usaha,
2.pemilihan bibit,
3.metode budidaya,
4.pengumpulan hasil,
5.distribusi,
6.pengolahan dan pengemasan,
7.pemasaran.
Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan agribisnis. Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat usaha dan pemilihan bibit..
Langganan:
Postingan (Atom)